HUBUNGAN ASUPAN NUTRISI DENGAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA
DOI:
https://doi.org/10.33475/mhjns.v6i2.772Keywords:
toddlers, nutritional_intake, StuntingAbstract
Stunting atau masalah kurang gizi kronis disebabkan oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. Stunting dapat terjadi mulai janin masih dalam kandungan dan baru nampak saat anak berusia dua tahun. Mengidentifikasi hubungan asupan nutrisi dengan kejadian stunting pada balita di Desa Sumbertangkil Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang. Desain penelitian ini adalah retrospektif. Populasi penelitian ini adalah seluruh balita yang mengalami stunting di Desa Sumbertangkil Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang sejumlah 43 balita. Teknik sampling yang digunakan adalah total sampling. Variabel yang diteliti adalah asupan nutrisi dan stunting. Uji yang digunakan adalah uji Somer’s D. Didapatkan hasil bahwa dari 43 responden yang mengalami asupan nutrisi cukup dengan kategori stunting pendek sebanyak 2 responden, yang mengalami asupan nutrisi cukup dengan kategori stunting sangat pendek sebanyak 0 responden, yang mengalami asupan nutrisi defisit dengan kategori stunting pendek sebanyak 37 responden, dan yang mengalami asupan nutrisi defisit dengan kategori stunting sangat pendek sebanyak 4 responden. Hasil dari penelitian didapatkan nilai p-value sebesar 0,217 (>0,05) gagal tolak H0 sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara asupan nutrisi dengan stunting. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan nutrisi dengan kejadian stunting pada balita di Desa Sumbertangkil, Kecamatan Tirtoyudo, Kabupaten Malang. Tidak adanya hubungan ini disebabkan karena terdapat faktor-faktor lain yang menyebabkan stunting. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan untuk meneliti faktor-faktor lain yang menyebabkan stunting pada balita selain asupan nutrisi.