https://mhjns.widyagamahusada.ac.id/index.php/mhjns/issue/feedMedia Husada Journal Of Nursing Science2024-07-31T10:27:12+07:00Abdul Qodir, S. Kep., Ns. M. Kep.abdulqodir@widyagamahusada.ac.idOpen Journal Systems<p style="margin: 0cm; margin-bottom: .0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><strong><img style="float: left; width: 231px; margin-top: 8px; margin-right: 10px; border: 2px solid #184b80;" src="https://mhjns.widyagamahusada.ac.id/public/site/images/ojsadmin/mhjns02a231.png" alt="" width="231" height="329" /></strong></p> <p style="margin: 0cm; margin-bottom: .0001pt; text-align: justify; line-height: 150%;"><strong>Media Husada Jurnal of Nursing Science (MHJNS)</strong> is a peer-reviewed, open access journal which publishes original research articles and review articles in all areas of nursing research and education. The aim of the journal is to contribute to the growing field of nursing practice and provide a platform for researchers, physicians and healthcare professionals. Topics of interest include:<br />1. Medical surgical nursing<br />2. Emergency nursing<br />3. Community health nursing<br />4. Mental health nursing<br />5. Gerontic nursing<br />6. Pediatric nursing<br />7. Maternity nursing<br />8. Nursing leadership and management</p> <p style="text-align: justify;">The writings can be published in this journal can be shaped in article, research reports, case study, and scientific papers. Published 3 (third) times a year, every March, July, and November.</p>https://mhjns.widyagamahusada.ac.id/index.php/mhjns/article/view/195PENGARUH TERAPI RELAKSASI GENGGAM JARI UNTUK MENGURANGI INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST OPERASI APPENDICITIS DI RUANG BEDAH 2024-07-17T09:48:03+07:00Izzati Maulidyaizzatimaulidya6@gmail.com2024-07-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Media Husada Journal Of Nursing Sciencehttps://mhjns.widyagamahusada.ac.id/index.php/mhjns/article/view/201STUDI KASUS : KETIDAKSTABILAN KADAR GULA DARAH LANSIA DENGAN DIAGNOSA DIABETES MELITUS HIPERGLIKEMI 2024-07-23T14:58:53+07:00Juvita Eka Safitrijuvitaekasafitri@gmail.comMizam Ari Kurniyantimizam_ari@widyagamahusada.ac.idAri Dwi Sulaksonoari.d.sulaksono@widyagamahusada.ac.id<p><strong><em>Background:</em></strong><em> Type 2 Diabetes Mellitus is a health problem that often occurs in the elderly and can cause injury and cause sudden death in elderly people. The degenerative factor of increasing age will cause a decrease in function, including the endocrine system, namely insulin resistance which results in unstable blood glucose levels.</em></p> <p><strong><em>Objective:</em></strong><em> To provide nursing care for the elderly with a diagnosis of Diabetes Mellitus, Hyperglycemia and nursing problems of unstable blood glucose levels in the Dahlia Room, RSI Malang, UNISMA.</em></p> <p><strong><em>Method:</em></strong><em> This research uses a case study design. The method uses gerontic nursing care for 2 elderly people.</em></p> <p><strong><em>Results:</em></strong><em> The results of the 2 elderly who were respondents were similar, namely high blood glucose levels > 200 mg/dl, hyperglycemia management interventions were given according to SIKI and implementation was carried out according to SIKI interventions and the result was that the stability of the client's blood glucose levels increased. </em></p> <p><strong><em>Conclusion:</em></strong><em> Nursing care for elderly people with hyperglycemic Diabetes Mellitus by implementing hyperglycemia management according to SIKI resulted in increased stability of blood glucose levels.</em></p> <p><strong><em> </em></strong></p> <p><strong><em>Keywords: Nursing Care;Diabetes Mellitu; Elderl.</em></strong></p> <p> </p> <p><strong>Latar belakang:</strong> Diabetes Melitus tipe 2 merupakan masalah kesehatan yang sering terjadi pada lansia dan dapat menimbulkan cidera dan menyebabkan kematian secara mendadak pada orang lanjut usia. Faktor degenerative bertambahnya usia akan menyebabkan penurunan fungsi termasuk sistem endokrin yaitu kondisi resistensi insulin yang mengakibatkan kadar glukosa darah tidak stabil.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Melakukan asuhan keperawatan lansia dengan diagnosa Diabetes Melitus Hiperglikemi dan masalah keperawatan ketidakstabilan kadar glukosa darah di Ruang Dahlia RSI Malang UNISMA. </p> <p><strong>Metode:</strong> Penelitian ini, menggunakan desain studi kasus dengan menerapkan perawatan keperawatan gerontik pada dua individu lanjut usia.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Hasil asuhan keperawatan pada 2 responden lansia terdapat kesamaan yaitu kadar glukosa dalam darah tinggi > 200 mg/dl, setelah diberikan intervensi dan implementasi management Hiperglikemi sesuai SIKI didapatkan hasil kestabilan kadar glukosa dalam darah klien meningkat.<strong> Kesimpulan: </strong>Asuhan keperawatan pada lansia dengan Diabetes Melitus hiperglikemi menggunakan penerapan management hiperglikemia sesuai SIKI didapatkan hasil kestabilan kadar glukosa darah meningkat.</p> <p><strong>Kata Kunci : Asuhan Keperawatan; Diabetes Mellitus; Lansia.</strong></p>2024-07-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Media Husada Journal Of Nursing Sciencehttps://mhjns.widyagamahusada.ac.id/index.php/mhjns/article/view/207PENGARUH EDUKASI TATA TERTIB RUANG HIGH CARE UNIT TERHADAP KEPATUHAN KELUARGA PASIEN DALAM MENJALANI PERAWATAN 2024-07-17T09:41:18+07:00Saturi Marantisaturiamdkep@gmail.com<p><em>Perilaku tidak sehat pengunjung yaitu ketidakpatuhan terhadap tata tertib mengganggu pihak pengelola rumah sakit dan membahayakan pasien terutama akan munculnya infeksi nosokomial yang dapat ditularkan melalui tangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh edukasi tata tertib ruang HCU terhadap kepatuhan keluarga pasien dalam menjalani perawatan di Ruang Cisadane RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Desain penelitian Two Group Pretest Posttest, populasinya adalah semua keluarga pasien yang menjalani perawatan di Ruang Cisadane RSUD dr. Saiful Anwar Malang 200 orang.</em><em> Dengan sampel 132 sejumlah dipilih dengan purposive sampling. Variabel independen dalam penelitian ini adalah: edukasi tata tertib ruang High Care Unit.</em><em> Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kepatuhan keluarga pasien dalam menjalani perawatan di Ruang Cisadane RSUD dr. Saiful Anwar Malang.</em><em> Waktu penelitian 19 Mei 2023-26 Mei 2023 di Ruang HCU Cisadane RSUD dr. Saiful Anwar Malang. Analisis data menggunakan uji Spearman Rank. Hasil menunjukkan bahwa Pvalue 0,024 < 0,05 artinya menerima H1 dan menolak H0. Kesimpulan ada pengaruh edukasi tata tertib Ruang HCU terhadap kepatuhan keluarga pasien dalam menjalani perawatan di Ruang Cisadane RSUD dr. Saiful Anwar Malang Pemberian edukasi bila sesuai dengan filosofi yaitu memenuhi kebutuhan pasien/keluarga, kebutuhan fisik pasien serta dengan memfokuskan satu persatu kebutuhan keamanan pasien dan kasih sayang serta penghargaan akan memberikan pengalaman yang bisa membawa mencapai aktualisasi diri pasien, dan berdampak langsung juga pada kepatuhan pasien keluarga dalam menjalankan aturan dirumah sakit. Saran diperlukan penyediaan ruangan tunggu dan sanksi untuk keluarga pasien yang tidak mengindahkan aturan rumah sakit.</em></p>2024-07-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Media Husada Journal Of Nursing Sciencehttps://mhjns.widyagamahusada.ac.id/index.php/mhjns/article/view/187PENGARUH RENDAM KAKI AIR HANGAT REBUSAN DAUN SERAI TERHADAP HIPERTENSI LANSIA2024-07-22T15:10:58+07:00Iis Dwi NurizaIisdwi35@gmail.com<p>Hipertensi pada usia lanjut dikarenakan pembuluh darah arteri mengalami penurunan elastisitas atau kekakuan, sehingga respon pembuluh darah untuk membesar atau mengecil menjadi berkurang. Gangguan elastisitas pembuluh darah ini menyebabkan tekanan darah sistolik meningkat sehingga volume darah aorta (pembuluh darah dari jantung keseluruh tubuh) berkurang yang pada akhirnya menyebabkan tekanan darah diastolik menurun. Metode penelitian ini yaitu <em>quasi eksperimen</em> dengan menggunakan desain penelitian <em>pre-post test design with control group</em>. Populasi dalam penelitian di dapatkan jumlah penderita hipertensi dari bulan mei 2022-mei 2023 di Desa Babulang Kecamatan kalianda yaitu 489 orang. Pengambilan sampel dengan cara teknik <em>purposive</em><em> sampling</em>. Jumlah sempel sebanyak 36 lansia disetiap kelompok yaitu kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pengumpulan data menggunakan <em>uji Wilcoxon</em><em>.</em> Hasil penelitian adanya perbedaan yang signifikan atau ada pengaruh pemberian terapi rendam kaki air hangat terhadap perubahan tekanan darah pada pada lansia di Desa Babulang Kecamatan Kalianda. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan terapi alternatif untuk penderita lansia karena harganya yang murah, mudah ditanam, dan praktis dalam menurunkan tekanan darah, sehingga mudah dilakukan sendiri dirumah tanpa bantuan orang lain.</p>2024-07-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Media Husada Journal Of Nursing Sciencehttps://mhjns.widyagamahusada.ac.id/index.php/mhjns/article/view/197GAMBARAN PERAWATAN KAKI PADA PENDERITA DIABETES MELLITUS DI PUSKESMAS2024-07-16T14:28:43+07:00aastiharaastihar@gmail.com<p><em>Diabetes mellitus is a metabolic disorder characterized by increased blood glucose levels. Data from the World Health Organization (WHO) shows an increase in the number of diabetes mellitus sufferers throughout the world, with a risk of death from this disease, especially in countries with low and middle economic status. In the Southeast Asia region, including Indonesia, the prevalence rate of diabetes mellitus is also quite high. This research was conducted to carry out foot care practices for diabetes mellitus sufferers at the Muara Bulian Community Health Center, Batanghari Regency, in 2023. Research Method: This research uses a quantitative research design with descriptive methods. The research sample was selected using a purposive sampling technique, and the number of samples taken was 83 respondents. Results and Discussion: The results of the study showed that the majority of respondents were early elderly (46-55 years), female, had primary education, and had suffered from diabetes mellitus for less than five years. Most respondents had never received education about foot care, and most of them performed foot care in the poor category. This shows a lack of knowledge and good foot care practices in diabetes mellitus sufferers.</em></p>2024-07-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Media Husada Journal Of Nursing Sciencehttps://mhjns.widyagamahusada.ac.id/index.php/mhjns/article/view/203HUBUNGAN MOBILISASI DINI, PENYAKIT PENYERTA DENGAN LAMA HARI RAWAT PASIEN PASCA OPERATIVE2024-07-17T09:44:12+07:00Risa Kurniatirisacha.kurniati91@gmail.com<p>Operasi merupakan salah satu cara untuk mengatasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien. Setelah operasi pasien harus menjalani perawatan dan pemulihan selama beberapa hari di ruang rawat inap. Mobilisasi dini adalah suatu proses aktivitas setelah operasi dimulai dengan latihan ringan sampai berjalan. Tjuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan mobilisasi dini, penyakit penyerta, dengan lama hari rawat pada pasien paska operasi di ruang penyakit bedah RSUD Haji Abdoel Madjid Batoe Kabupaten Batanghari. Penelitian kuantitatif ini menggunakan desai penelitian deskriptif <em>cross-sectional</em>. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik <em>accidental sampling</em>. Jumlah responden sebanyak 50 responden. Pengumpulan data menggunakan kuisioner dan lembar observasi lalu dianalisis dengan uji Chi-Square. Hasil penelitian didapatkan adanya hubungan yang signifikan antara mobilisasi dini dengan lama hari rawat (p=0,045). Sebaliknya tidak didapatkan hubungan yang signifikan antara penyakit penyerta dengan lama hari rawat (p=0,426). Kemampuan yang baik dalam melakukan mobilisasi didni pada pasien paska operasi cenderung memiliki hari rawat yang lebih pendek dibandingkan dengan pasien yang mempunyai penyakit penyerta dan kurang aktif dalam melakukan mobilisasi dini. Diharapkan manajemen rumah sakit dapat membuat sebuah program terkait pelaksanaan proses mobilisasi dini pada pasien paska operasi.</p>2024-08-13T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Media Husada Journal Of Nursing Sciencehttps://mhjns.widyagamahusada.ac.id/index.php/mhjns/article/view/189PENGARUH PEMBERIAN KENCUR DAN MADU TERHADAP NAFSU MAKAN ANAK 6-12 TAHUN DI PKM RAWAT INAP2024-07-16T14:23:29+07:00Fik’ron Fadillahfikron2404@gmail.com<p>Masalah sulit makan dan penuruan nafsu makan pada anak sifatnya kompleks dan perlu dicermati faktor penyebabnya. Kesulitan makan pada anak disebabkan oleh tiga faktor yaitu hilang nafsu makan, gangguan proses makan di mulut dan pengaruh psikologis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian kencur dan madu terhadap nafsu makan anak usia 6 – 12 tahun di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2023. Jenis penelitian kuantitatif dengan metode quasi eksperimental serta desain penelitian <em>one group p</em><em>retest posttest</em><em> design</em><em>.</em> Sampel pada penelitian ini berjumlah 23 responden. Uji statistik yang digunakan pada penelitian ini yaitu uji t dependen. Hasil penelitian didapatkan rata-rata nafsu makan anak sebelum diberikan parutan kencur dan madu di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Lampung Selatan yaitu sebesar 2,13 dengan standar deviasi 0,694. Rata-rata nafsu makan anak sesudah diberikan parutan kencur dan madu di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Lampung Selatan yaitu sebesar 3,26 dengan standar deviasi 0,619. Ada pengaruh pemberian kencur dan madu terhadap nafsu makan anak usia 6 – 12 tahun di Puskesmas Rawat Inap Sidomulyo Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2023, dengan hasil uji statistik didapatkan nilai <em>p-value</em> = 0,001.</p>2024-07-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Media Husada Journal Of Nursing Sciencehttps://mhjns.widyagamahusada.ac.id/index.php/mhjns/article/view/200ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK BRONKOPNEUMONIA DENGAN MASALAH KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAFAS TIDAK EFEKTIF2024-07-17T09:46:50+07:00Dena Dara Jatidena.darajati86@gmail.com<p><strong><em>A</em></strong><strong><em>bstra</em></strong><strong><em>ct</em></strong></p> <p><strong><em>Background</em></strong><em>: Bronchopneumonia is a striking health problem despite various advances in the field of antibiotics. This disease attacks the lungs, resulting in an ineffective airway.</em></p> <p><strong><em>Objective:</em></strong><em> To implement bronchopneumonia nursing care for children with ineffective airway clearance nursing problems.</em></p> <p><strong><em>Method:</em></strong><em> Using a case study design, with observation, interview and document data collection techniques. The number of respondents was 2 patients, in accordance with the inclusion criteria.</em></p> <p><strong><em>Results:</em></strong><em> Both patients had a chief complaint of cough and the primary nursing diagnosis was ineffective airway clearance. After being given nursing care (therapy administration) sequentially (oral medication, nebulization, massage therapy/ back massage), the problem of ineffective airway clearance was resolved.</em></p> <p><strong><em>Conclusion:</em></strong><em> Choosing the right intervention according to the main complaint and clinical condition of the patient in the case of ineffective airway clearance nursing will produce the expected results, namely the problem is resolved.</em></p> <p><em> </em></p> <p><strong><em>Keywords</em></strong><em>:</em> <strong><em>Nursing care;Bronchopneumonia.</em></strong></p> <p><strong> </strong></p> <p><strong>Abstrak</strong></p> <p><strong>Latar belakang: </strong>Bronkopneumonia merupakan masalah kesehatan yang mencolok walaupun ada berbagai kemajuan dalam bidang antibiotik. Penyakit ini menyerang organ tubuh paru-paru, sehingga mengakibatkan jalan napas tidak efektif.</p> <p><strong>Tujuan: </strong>Melaksanakan asuhan keperawatan bronkopneumonia pada anak dengan masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif.</p> <p><strong>Metode: </strong>Menggunakan desain studi kasus dengan teknik pengambilan data observasi, wawancara, dan dokumen. Jumlah responden 2 pasien, sesuai dengan kriteria inklusi.</p> <p><strong>Hasil: </strong>Kedua pasien memiliki keluhan utama batuk dan diagnosa keperawatan utama bersihan jalan napas tidak efektif. Setelah diberikan Asuhan Keperawatan (tata laksana pemberian terapi) secara berurutan (obat oral, nebulisasi, terapi pemijatan/ massage punggung), masalah bersihan jalan napas tidak efektif teratasi.</p> <p><strong>Kesimpulan: </strong>Pemilihan intervensi yang tepat sesuai dengan keluhan utama dan kondisi klinis pasien pada masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif, akan memperoleh hasil yang diharapkan, yaitu masalah teratasi.</p> <p> </p> <p><strong>Kata Kunci</strong>: <strong>Asuhan keperawatan;Bronkopneumonia.</strong></p>2024-07-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Media Husada Journal Of Nursing Sciencehttps://mhjns.widyagamahusada.ac.id/index.php/mhjns/article/view/204GAMBARAN KEJADIAN MENGGIGIL PADA PASIEN PASKA OPERASI GENERAL ANESTESI DI RUMAH SAKIT2024-07-17T09:43:06+07:00Erfinawati Arfierfina4545@gmail.com<p><em>Postoperative shivering is muscle activity during the initial recovery after anesthesia. Patients whose body functions are affected by anesthesia will be depressed resulting in a decrease in metabolism and a decrease in body temperature. When patients begin to regain consciousness, they complain of feeling cold and uncomfortable. The aim of this study was to determine the description of the incidence of shivering in patients after general anesthesia surgery at HAMBA Muara Bulian Hospital, Batanghari Regency. This research used a descriptive quantitative research design, the population and research sample were all 643 patients who underwent surgery at HAMBA Regional Hospital. Sampling in this study used accidental sampling with a sample size of 87 respondents, and data analysis used univariate analysis. The instrument used in this research used an observation sheet. The research results showed that 86.2% of respondents experienced post-operative shivering, 56.3% of respondents had an operation time of > 2 hours, 72.4% of respondents received parenteral anesthesia. and 46.0% of respondents with general anesthesia surgery with grade 3 shivering were 40 respondents (46.0%). Most respondents experienced shivering during long operations using parenteral anesthesia and the degree of shivering felt throughout the body. Hospitals should be able to create procedures/SOPs for the use of body warming blankets to reduce shivering after surgery for respondents in addition to using pharmacological therapy.</em></p>2024-07-31T00:00:00+07:00Copyright (c) 2024 Media Husada Journal Of Nursing Science